Jakarta, IDN Times - Mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeuo, pada Jumat (7/4/2023), mengatakan bahwa negaranya di masa depan harus memilih antara perdamaian dan perang, setelah ketegangan dengan China makin meningkat di bawah pemerintah Taiwan saat ini.
"Pemerintahan kami terus membawa Taiwan ke dalam bahaya. Masa depan adalah pilihan antara perdamaian dan perang," kata Ma di bandara utama Taiwan, pada akhir kunjungan 12 harinya ke China. Ia tiba di Shanghai pada 27 Maret lalu.
Ma merupakan mantan presiden Taiwan pertama yang pernah mengunjungi China. Sejak berakhirnya perang saudara yang dimenangkan oleh partai Komunis pada 1949, belum ada pemimpin atau mantan pemimpin Taipei yang mengunjungi Beijing sebelum Ma.