Menanggapi penembakan dari kepolisian di Chile, Human Right Watch mengatakan jika anggota Carabinero (kepolisian Chile) tidak dapat membunuh hanya karena seorang seniman tersebut menolak memberikan kartu identitasnya. Melansir dari Anadolu Agency, Direktur HRW divisi Amerika, Jose Miguel Vivanco mengatakan jika,
"Investigasi yang mendalam dan cepat diperlukan dalam penyelidikan insiden ini. Chile harus segera bergerak kedepan dengan perombakan serius dalam internal Carabineros"
Kasus kekerasan dari aparat kepolisian di Chile sudah dalam pengawasan sejak protes di Chile pada tahun 2019 lalu. Bahkan dalam rentetan demonstrasi tersebut sudah tercatat 8000 laporan pelanggaran HAM dari polisi.
Mengutip dari The New York Times, pada November lalu Ketua Polisi Nasional, Jenderal Mario Rozas mengundurkan diri usai petugas berwajib menyerang pusat perkumpulan remaja dan menembak dua anak di Talcahuano. Sebulan sebelumnya petugas mendorong anak remaja dari jembatan saat terjadinya protes di Santiago dan meninggalkannya di sungai dengan keadaan luka serius.