Menteri Luar Negeri Mesir saat bertemu dengan Representatif Luar Negeri Uni Eropa. twitter.com/MfaEgypt/
Badan Intelijen dalam negeri Jerman (BfV) mengatakan jika kasus sudah dipublikasikan sejak Juli tahun ini, setelah adanya berbagai macam potensi yang mengancam demokrasi. Sedangkan laporan mengenai mata-mata ini sudah didapat sejak Desember 2019 lalu dengan informasi mengenai warga negara Mesir yang tinggal di Jerman dan terkait dengan intelijen Mesir, dilaporkan dalam DW.
Melansir dari Euronews, terdakwa berusaha mengobservasi bagaimana media melihat kebijakan dalam negeri maupun luar negeri Mesir. Selain itu, mencari informasi terkait pihak oposisi dan anggota Muslim Brotherhood yang tinggal di Jerman, di mana kelompok tersebut dilarang oleh Pemerintah Mesir di bawah Abdel Fattah al-Sisi sejak tahun 2013.
Atas kasus ini terdakwa bisa mendapatkan maksimal hukuman penjara selama lima tahun atas kasus mata-mata untuk intelijen luar negeri, dikutip dari Daily Sabah.