Jakarta, IDN Times - Presiden Emmanuel Macron mengajukan proposal untuk mempertimbangkan membatasi media sosial tertentu. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan wali kota yang mengalami protes kekerasan di Prancis. Pertemuan di Istana Elysee pada Selasa (4/7/2023) itu, melibatkan sekitar 300 pemimpin lokal.
Menurut Presidan Macron, demonstran telah menggunakan Snapchat, TikTok dan Telegram untuk memfilmkan peristiwa kekerasan serta mengatur pertemuan ilegal. Dia mengusulkan, jika keadaan tidak terkendali, pihak berwenang mungkin bisa menghentikan akses ke media sosial.
Pertemuan Macron dengan pemimpin lokal dilakukan usai Prancis dilanda kerusuhan besar yang terjadi hampir selama sepekan. Kerusuhan itu dipicu oleh kematian pemuda bernama Nahel Merzouk yang ditembak oleh polisi.