Yerusalem, IDN Times - Langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12) mendapat protes dari berbagai kalangan.
Misalnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut keputusan itu sebagai "langkah mundur Amerika Serikat dari proses perdamaian". Dia juga menilai bahwa Trump "memposisikan diri sebagai aktor konflik dan bukan mediator". Dikutip dari CNN, ia bahkan menolak bertemu Wakil Presiden Mike Pence selama kunjungannya ke Timur Tengah.
Selain Abbas, pemimpin Hamas, Ismail Haniya juga mengecam keputusan Trump itu. Dilansir dari Al Jazeera, ia menyebutnya sebagai sebuah "deklarasi perang melawan warga Palestina". Tak sampai di situ saja, Haniya mengajak Palestina untuk melakukan Intifada jilid tiga. Intifada sendiri merupakan gerakan perlawanan secara terus-menerus oleh warga Palestina terhadap Israel.