Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Melania Trump (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)
Ada sih alasan untuk optimis. Upaya untuk membuat vaksin berlanjut dengan kecepatan sangat tinggi; mungkin setidaknya satu akan tersedia pada akhir tahun. Dokter menjadi lebih baik dalam menangani kasus yang parah, sebagian karena penelitian baru tentang pengobatan seperti steroid (meskipun beberapa pasien menderita jauh lebih lama dari yang diharapkan, sebuah fenomena yang dikenal sebagai "COVID jangka panjang"). Saat virus mengamuk, mungkin lebih banyak orang Amerika akan mengikuti langkah-langkah kesehatan masyarakat.
Tetapi masih banyak ruang untuk perbaikan. Paling tidak, setiap orang Amerika harus memiliki akses ke APD yang memadai — terutama di bidang perawatan kesehatan, pendidikan, layanan makanan, dan bidang berisiko tinggi lainnya. AS membutuhkan investasi besar dalam pengujian dan penelusuran, seperti yang dilakukan negara lain. Pemimpin AS perlu mendengarkan para ahli dan membiarkan kebijakan didorong oleh sains. Dan untuk saat ini, warga AS semua perlu menerima bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak dapat, atau tidak boleh, lakukan, seperti pergi ke bioskop atau mengadakan pernikahan dalam ruangan.
“Orang Amerika [mungkin] mulai berkata, 'Jika semua orang tidak memakai masker, jika semua orang tidak menjaga jarak, jika orang mengadakan pesta keluarga di dalam dengan banyak orang bersama-sama, jika kita mengabaikan rekomendasi kesehatan masyarakat, kami akan pergi untuk terus melihat penularan," kata Ann Keller, seorang profesor di UC Berkeley School of Public Health.
AS tidak lagi menjadi episentrum pandemik global; Posisi itu telah diteruskan ke negara-negara seperti India, Argentina, dan Brasil. Dan dalam beberapa bulan mendatang mungkin belum ada vaksin, atau lebih mungkin bakal vaksin, yang akhirnya menghentikan penyebaran COVID-19 di seluruh negeri. Namun demikian, sekitar 200 ribu orang Amerika telah meninggal, dan lebih banyak lagi yang menyusul, sebelum vaksin muncul kecuali Amerika mulai menerapkan dan berinvestasi dalam solusi berbasis sains yang sudah tersedia. Masing-masing dari nyawa yang hilang itu mewakili seluruh dunia, tidak hanya individu itu tetapi juga keluarga, teman, kolega, dan orang yang mereka cintai
Pada tanggal 7 Oktober 2020, The New England Journal of Medicine, jurnal yang sangat prestisius di dunia, untuk pertama kalinya selama dua dekade, secara terbuka mengecam kepemimpinan AS dalam tangani pandemik COVID-19.
Para editor jurnal ini mengajak masyarakat AS untuk tidak memilih pemimpin yang terbukti gagal tangani pandemik. Ajakan ini ditandatangani oleh 45 editornya.
Membaca laporan panjang soal kondisi di AS, kita kemudian melihat ke situasi di Indonesia. Bagaimana menurut pembaca?