Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Paus Fransiskus tiba di Indonesia pada Selasa (3/9/2024). (dok. Indonesia Papal Visit Committee)
Paus Fransiskus tiba di Indonesia pada Selasa (3/9/2024). (dok. Indonesia Papal Visit Committee)

Intinya sih...

  • Scholas Occurrentes didirikan oleh Paus Fransiskus pada 2013 di Buenos Aires, Argentina, sebagai gerakan pendidikan kepemudaan global.

  • Organisasi ini berfokus pada transformasi pendidikan dan promosi inklusi sosial dengan misi menciptakan Budaya Perjumpaan.

  • Scholas Occurrentes hadir di Indonesia sejak September 2024, fokus pada pemuda melalui seni, olahraga, dan teknologi untuk membangun toleransi dan persatuan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Roma, IDN Times – Scholas Occurrentes menggelar Kongres Internasional Scholas Chair dengan tema "Kecerdasan Tanpa Makna Atau Makna Kecerdasan Buatan (AI)?”. Rangkaian acara digelar pada 17-19 November 2025 di Pontifical Urbaniana University di Roma.

Kongres tahun ini juga diselenggarakan untuk memperingati proyek gobal mereka, “Journey of Hati, Hope and Humanity”. Perjalanan hati, harapan dan kemanusiaan. Sebuah kegiatan yang bertujuan membangun dialog antar budaya, solidaritas dan perdamaian melalui Pendidikan dan nilai-nilai bersama.

“Kegiatan tahun ini juga sekaligus sebagai perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Holy See, Vatikan,” demikian dalam undangan yang diterima penulis, dan ditandatangani oleh Jose Maria del Corral, Presiden Pontifical Scholas Occurrentes serta Enrique Palmeyro, sekretaris Jenderalnya. “Perayaan ini untuk menghormati peran tak ternilai Indonesia dalam promosi dialog antar budaya dan agama serta membangun jembatan yang kokoh untuk persaudaraan dan saling pengertian,” lanjut kedua pemimpin organisasi ini.

Acara dihadiri akademisi dari Scholas Chairs, peneliti dari lebih 100 universitas yang berkomitmen terhadap kewajiban sosial, pemimpin agama, perwakilan dari organisasi sektor ketiga dan kalangan pemerintah. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan dijadwalkan menjadi pembicara kunci dalam sesi yang membahas “Universal Declaration of Algorethics and The Algorethics Platform”. Luhut adalah Penasihat Khusus Presiden Prabowo Subianto di bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan.

Scholas Occurrentes adalah sebuah organisasi nirlaba, gerakan pendidikan kepemudaan global yang didirikan Paus Fransiskus, resminya sejak 2013 di Buenos Aires Argentina. Paus Fransiskus berasal dari Argentina dan menjadi Kepala Tahta Suci Vatikan sejak Maret 2013.

Dia lahir di Buenos Aires, pada 17 Desember 1936 dengan nama Jorge Mario Bergoglio. Kemudian menjabat Kardinal Argentina. Saat menjadi Paus, usianya sudah 70 tahun. Dia adalah Paus pertama dari Ordo Yesuit. Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin Paskah, 21 April 2025 di usia 88 tahun.

1. Sejarah lahirnya Scholas Occurrentes

Gerakan pemuda untuk pendidikan, Scholas Occurentes, didirikan Paus Fransiskus sudah berkembang di berbagai belahan dunia.

Lahirnya Scholas Occurrentes dijelaskan di laman resmi organisasi ini. Pada tahun 2001, Argentina dilanda krisis politik, sosial dan ekonomi yang paling parah. Separuh dari populasi negeri itu hidup di bawah garis kemiskinan. Kekerasan, kriminalitas dan kematiana menjadi peristiwa yang terjadi sehari-hari. Kepedihan dan tragedi yang dirasakan rakyat Argentina saat itu disampaikan dalam seruan “Everyone Leaves!”. Semua orang pergi.

Paus Fransiskus saat itu menjabat sebagai Uskup Agung Kota Buenos Aires, ibu kota Argentina, memutuskan mengumpulkan dua pendidik yang dia percayai dan punya reputasi baik, dan meminta mereka untuk mencari remaja yang paling menjadi korban, paling menyerap, mempertahankan dan kemudian mengungkap realitas sosial.

Paus meminta kedua pendidik itu mencari para remaja itu tidak hanya di lingkungan wilayah keuskupannya, tetap sampai keluar dari sekolah-sekolah Katolik. Ini dilakukan agar ada kemajemukan dalam realitas dan kepercayaan, memastikan Paus bisa mendapatkan perasaan yang murni, yang sebenarnya dialami remaja di sana.

Paus Fransiskus, sejak menjadi Uskup Agung, 2013, mendirikan Scholas, sebuah organisasi internasional nirlaba yang melakukan transformasi pendidikan dan promosi inklusi sosial.

2. Lahirnya sekolah warga di Buenos Aires, cikal bakal Scholas Occurrentes

Cuplikan film dokumenter Aldeas - A New Story yang tampilkan interview terakhir Paus Fransiskus sebelum wafat (dok. Aldeas Scholas Films)

Setelah mengumpulkan informasi dan para remaja, Paus mendirikan “Escuela de Vecinos”, sekolah warga, yang diikuti sekolah untuk putri, yang kemudian dilabeli sebagai “Scholas Ciudadania”.

Sejak awal masa kepausannya, Paus Fransiskus telah memanggil para pemuda Scholas untuk menanggapi krisis politik yang melampaui Argentina dan melibatkan seluruh kebudayaan.

Scholas Occurrentes berkeliling dunia untuk mendengarkan kaum muda dan memulai dari mereka untuk mewujudkan jalan transformasi nyata menuju masalah spesifik dari realitas mereka. Hingga kini, Scholas Occurrentes tercatat sudah ada di sekitar 70 negara di lima benua di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Misi Scholas Occurrentes adalah, “menjawab panggilan untuk menciptakan Budaya Perjumpaan, menyatukan kaum muda dalam pendidikan yang menghasilkan makna.”

Sebagai visi dicantumkan, “Tujuan kami adalah mentransformasi sistem pendidikan saat ini, menyesuaikannya dengan kebutuhan dan tantangan abad ke-21. Kami berupaya meruntuhkan tembok-tembok ruang kelas di dunia, membuka diri untuk berinteraksi dengan kehidupan.”

Untuk nilai-nilai yang diusung, disebutkan, “Kami menghargai keindahan, kebebasan, dankreativitas. Kami percaya pada semangat, rasa syukur, misteri, dan komunitas untuk membangun budaya manusia yang baru.”

3. Scholas Occurentes hadir di Indonesia didukung oleh 5P Global Movement

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid bertemu Paus Fransiskus di Vatikan. (Dok. Kadin).

Di Indonesia, Scholas Occurrentes lahir berfokus pada pemuda melalui seni, olahraga, dan teknologi untuk membangun toleransi dan persatuan. Gerakan ini diresmikan di Indonesia pada September 2024 dan telah memulai kerja sama dengan Keuskupan Bogor sebagai cikal bakal programnya di Asia Tenggara.  Kegiatan Scholas Occurrentes Indonesia didukung 5P Global Movement, sebuah inisiatif global yang didirikan oleh pengusaha dan filantropi Indonesia, Arsjad Rasjid, yang kini menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia.

Scholas Occurentes Indonesia merupakan yang pertama di Asia Tenggara. Pada saat berkunjung ke Indonesia, 5 September 2024, Paus Fransiskus meresmikan Scholas Indonesia.

Saat itu, selain berdialog dengan para anggota dan relawan, Paus menyaksikan instalasi Polihedron “Hati Indonesia” yang tidak hanya karya seni, tetapi juga simbol harapan, persatuan dan kemampuan membangun masa depan bersama, melampaui perbedaan. Di dalam polihedron Paus meninggalkan mimpinya: Persahabatan, kelembutan, dan pelayanan untuk dunia yang lebih bersaudara. Anggota Scholas Occurrentes datang dari beragam agama dan keyakinan.

“Kami ingin kaum muda Indonesia merasakan pengalaman yang sama, seperti yang dialami negara lain. Karena itu, kami mengundang Scholas Occurrentes bertepatan dengan kunjungan Paus ke Indonesia. Orang muda Indonesia memiliki potensi untuk mengubah lingkungan dan dunia sekitar,” ujar Co-Founder dan Chair 5P Global Movement Arsjad Rasjid, saat itu.

Editorial Team