ilustrasi (Pixabay.com/Falco)
Merv menjadi bagian dominan dalam provinsi Khorasan ketika Dinasti Abbasiah berkuasa. Saat Harun ar-Rasyid memimpin Dinasti Abbasiyah dan membangun Baghdad menjadi kota paling metropolis di dunia saat itu, dia memiliki dua putra yaitu al-Amin dan al-Ma'mun.
Al-Ma'mun pada dasarnya lebih tua dari pada al-Amin. Tapi, Harun ar-Rasyid saat itu mewariskan kekuasaannya kepada al-Amin. Ini karena al-Ma'mun berasal dari istri Persia, bukan keturunan Arab.
Dua pewaris takhta Dinasti Abbasiyah itu sama-sama memperoleh pendidikan yang sangat baik. Namun, al-Amin dididik di Baghdad, sedangkan al-Ma'mun dididik di Merv, ibu kota provinsi Khorasan. Dalam perjalanan tumbuh kembangnya, al-Ma'mun sebenarnya terbukti jauh lebih cerdas dari pada al-Amin.
Wafatnya ar-Rasyid membuat perang saudara pecah antara al-Amin dan al-Ma'mun. Empat tahun bertempur, al-Ma'mun membawa pasukannya dari Khorasan untuk menyerang Baghdad. Pada 813 Masehi, Baghdad takluk setelah dikepung pasukan al-Ma'mun.
Dinasti Abbasiyah, kekuatan Islam yang saat itu sangat digdaya, ibu kotanya kemudian dipindah ke Merv, kota yang telah membesarkan al-Ma'mun.
Tapi lima tahun setelah itu, Al-Ma'mun memindahkan ibu kota kembali ke Baghdad, kota yang telah dibangun oleh para leluhurnya. Pemindahan itu karena terlalu banyak intrik politik dalam kerajaan yang membawa malapetaka.
Khalifah al-Ma'mun yang memimpin Dinasti Abbasiyah kemudian menjadi lokomotif pembawa perubahan bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam.
Dia mengendalikan langsung para menterinya dan mendirikan Bait al-Hikmah di Baghdad, merekrut banyak intelektual entah itu Islam atau non-muslim. Bait al-Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan adalah madrasah sekaligus perpustakaan raksasa yang melahirkan para ilmuwan besar dalam dunia Islam.
Itu adalah proyek paling ambisius Dinasti Abbasiyah, ketika banyak manuskrip Yunani seperti milik Aristoteles dan Plato diterjemahkan, serta observatorium penelitian luar angkasa banyak yang dibangun. Bahkan upaya penerjemahan hieroglif juga dilakukan pada masa ini.
Di bawah kekuasaan Khalifah al-Ma'mun pula praktik toleransi muslim terhadap Kristen dan Yahudi sangat berkembang pesat. Tak sedikit ilmuwan yang membaktikan diri kepada Khalifah al-Ma'mun adalah non-muslim.