Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika berkomunikasi dengan Menlu UEA (www.twitter.com/@Menlu_RI)
Tidak berlebihan jika menyebut Retno sebagai salah satu menteri terbaik di era Jokowi. Ada empat alasan yang bisa memperkuat pernyataan tersebut.
Pertama, diplomasi kesehatan yang dipimpin Retno di masa pandemik menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang cepat mendapat vaksin COVID-19. Ketika ketimpangan vaksin menjadi sorotan, Retno berhasil mengamankan pasokan vaksin bagi Indonesia. Lebih dari itu, dia bahkan menyuarakan supaya negara berkembang dan miskin lainnya juga memiliki akses yang sama atas vaksin.
Kedua, Retno sukses mengawal kepemimpinan Indonesia di Presidensi G20 dan Keketuaan ASEAN 2023. Saat Indonesia menjabat Presidensi G20, Retno berulang kali menyuarakan pentingnya multilaterlisme, perdamaian dan stabilitas sebagai faktor pendorong ekonomi, hingga pemerataan kesejahteraan. Indonesia juga berhasil sebagai negara yang menyuarakan kepentingan negara berkembang.
Kemudian, sebagai Ketua ASEAN ada banyak terobosan baru yang dicapai, salah satunya merilis ASEAN Outlook on the Indo-Pacific sebagai peta jalan untuk membentuk kawasan yang damai dan stabil.
Ketiga, Retno aktif menyuarakan kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan di dunia global. Salah satu fokus Retno ihwal Afghanistan adalah menjamin anak-anak dan perempuan di negara tersebut memperoleh haknya.
Alasan terakhir adalah Retno terbukti memiliki komitmen untuk melindungi diaspora Indonesia di luar negeri. Semasa jabatannya, Indonesia terpaksa merealisasikan rencana kontijensi, yaitu ketika mengevakuasi warga Indonesia di Afghanistan yang dilanda kudeta dan Ukraina yang dilanda perang.
Selain itu, Retno juga aktif melindungi diaspora Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal hingga menyelamatkan para pekerja migran yang menjadi korban kekerasan di luar negeri.