Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Spanyol. (instagram.com/mi_unica_bandera)

Jakarta, IDN Times - Spanyol memutuskan untuk mengubah kebijakannya terhadap Sahara Barat. Hal ini terungkap setelah Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, menyetujui pengembangan wilayah otonom Sahara Barat di bawah kekuasaan Kerajaan Maroko pada Jumat (18/3/2022). 

Dilansir Euronews, Pemerintah Maroko mengungkapkan, PM Sanchez mengatakan jika pengembangan wilayah di bawah kontrol Rabat merupakan solusi yang tepat dan ini menjadi pengakuan penting sengketa wilayah di Maroko. 

"Spanyol menyetujui inisiatif otonom yang diajukan oleh Maroko pada 2007 silam, sebagai basis paling penting, realistis, dan kredibel untuk menyelesaikan masalah di Sahara Barat selama ini," ungkap otoritas Kerajaan Maroko. 

1. Sebagai langkah perbaikan hubungan Spanyol-Maroko

Keputusan Spanyol untuk mengubah posisinya didasarkan atas keinginan untuk memperbaiki hubungan diplomatik. Pernyataan itu berdasarkan surat yang dikirim oleh otoritas Spanyol kepada Maroko. 

"Hari ini, kami akan memulai tahap baru hubungan diplomatik dengan Maroko yang didasarkan pada saling menghargai, penghargaan kepada keputusan, tidak adanya lagi aksi unilateral, transparansi, dan komunikasi yang permanen" tutur Sanchez. 

Tak hanya itu, PM Sanchez dan Menlu Jose Manuel Albares disebut akan mengunjungi Maroko untuk memperbaiki hubungan diplomatik kedua negara.

Pasalnya, hubungan kedua negara telah retak setelah Spanyol mengakui telah menerima pemimpin Front Polisario, Brahim Ghali, di negaranya untuk mendapatkan perawatan intensif setelah terjangkit COVID-19. 

Tak berselang lama, Maroko dianggap telah melonggarkan perbatasan di Ceuta yang mengakibatkan lebih dari 8.000 imigran, yang mayoritas berasal dari Maroko masuk tanpa izin ke wilayah terluar Spanyol tersebut. 

2. Menyulut kemarahan dari Polisario di Sahara Barat

Editorial Team

Tonton lebih seru di