ilustrasi pesawat take off dari landasan pacu bandara (Unsplash.com/Pascal Meier)
Pada hari yang sama, Inggris juga meminta maskapai penerbangan untuk menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon. Peringatan muncul beberapa jam setelah Mesir.
Dilansir Reuters, banyak maskapai penerbangan global akhirnya merevisi jadwal mereka untuk menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon. Banyak juga yang membatalkan penerbangan ke Israel dan Lebanon.
Maskapai penerbangan United Airlines yang berbasis di Amerika Serikat (AS) pada Rabu telah menghentikan penerbangannya ke Tel Aviv sejak 31 Juli dan penangguhan itu tetap dilanjutkan.
"Kami terus memantau situasi dengan cermat dan akan fokus pada keselamatan pelanggan dan kru kami saat kami memutuskan kapan akan melanjutkan layanan," kata maskapai.
Delta Air Lines dari AS juga telah menghentikan penerbangannya antara New York dan Tel Aviv hingga 31 Agustus.
Penerbangan melalui zona konflik menjadi masalah keselamatan industri aviasi yang menonjol satu dekade lalu, setelah penerbangan Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di Ukraina, menewaskan 298 orang di dalamnya.