Jakarta, IDN Times - Perusahaan induk Facebook, Meta, mengatakan bahwa Rusia dan China adalah pihak yang mendukung operasi misinformasi yang menargetkan Amerika Serikat (AS). Ada pula organisasi yang jadi sasaran termasuk The Washington Post, NATO, dan Fox News.
Meta mengungkap, kampanye misinformasi dirancang untuk mengubah catatan pelanggaran hak asasi manusia Beijing jadi positif. Perusahaan itu juga menilai, upaya operasi misinformasi digunakan untuk memutarbalikkan persepsi perang Rusia di Ukraina.
Operasi itu disebut Spamouflage. Akun-akun palsu kerap menyelipkan unggahan politik atau video dan gambar secara acak, yang berisi propaganda memuji China dan mengritik lawan politiknya.