Perseteruan Trump dengan Meta bermula pada 2021. Pidato Trump yang menyatakan bahwa kekalahannya disebabkan kecurangana, diklaim telah memicu pemberontakan. Penyensoran kemudian dilakukan dan Facebook menjatuhkan hukuman maksimal, menutup akun Trump.
Dilansir Al Jazeera, Trump mengatakan bahwa dia telah disensor secara salah. Dia lalu mengajukan tuntutan hukum terhadap Twitter, Facebook, Google dan para eksekutifnya pada Juli 2021. Trump menuduh bahwa mereka tidak sah membungkam sudut pandang konservatif.
Secara berangsur, Facebook yang tadinya memberi hukuman maksimal, kemudian menurunkan masa penangguhan jadi dua tahun. Pada 2023, perusahaan mengembalikan akses Trump ke platform tersebut.
Bos Meta, Mark Zuckerberg, sepertinya berhasil menarik perhatian Trump. Dia menjadi salah satu tamu yang dapat tempat duduk utama saat Trump dilantik. Meta sendiri juga menunjuk tokoh terkemuka Partai Republik Joel Kaplan sebagai kepala urusan global dan memilih Dana White, teman dekat Trump, ke dalam jajaran dewannya.