Jakarta, IDN Times - Para peretas China yang aktif sejak pertengahan 2021, dinilai telah menargetkan infrastruktur penting dan kritis di wilayah Guam dan bagian lain di Amerika Serikat (AS). Tindakan itu dinilai sebagai bagian dari kampanye mata-mata.
Pada Rabu (24/5/2023), Microsoft melaporkan para peretas itu didukung pemerintah Beijing. Mereka kemungkinan memiliki kemampuan untuk mengganggu komunikasi antara AS dan kawasan Asia Pasifik. Target serangan mencakup sektor maritim, transportasi, komunikasi, utilitas dan pemerintah.
Laporan terbaru dari Microsoft adalah hasil kerja sama dengan aliansi Five Eyes, yang terdiri dari intelijen AS, Australia, Inggris, Selandia Baru dan Kanada. Usia aliansi itu telah puluhan tahun. Aliansi itu bekerja dengan mitra bertujuan melakukan edukasi bagi penyedia infrastruktur penting dan pengguna sistem tentang cara mendeteksi dan menghapus penyusup.