Suasana demonstrasi menolak Undang-undang Keamanan Nasional di Hong Kong pada 1 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu
Nama Lai mulai dikenal publik internasional sejak protes besar-besaran di Hong Kong pada tahun lalu. Ia disebut sebagai satu-satunya miliarder pulau itu yang pro-demokrasi dengan menolak pemerintahan yang dekat dengan Beijing.
Bagi para petinggi Partai Komunis, namanya tidak asing sama sekali sebab selama bertahun-tahun ia telah menjadi musuh pemerintah. Di pertengahan tahun 1990-an, laki-laki kelahiran Guangzhou tersebut muncul dengan media barunya bernama Apple Daily.
Media itu tidak segan mempublikasikan tulisan untuk mendukung protes tersebut. Sikap ini tentu dianggap membawa sial oleh rezim Xi Jinping. Bukan hanya musuh bagi pemerintah Tiongkok, Lai juga diasingkan oleh keluarganya sendiri.
Menurut laporan media pemerintah Tiongkok pada 2019, Ta Kung Pao, mereka menghapus nama Lai dari pohon keluarga sebab ia dinilai sebagai pengkhianat. Dalam wawancara dengan The New York Times, ia mengaku tidak masalah.
"Sudah sifat alami saya untuk jadi seorang pemberontak--untuk bersikap revolusioner," kata dia.