Jakarta, IDN Times - Kelompok pemberontak Houthi Yaman menolak permintaan PBB untuk melepas kapal kargo berbendera Uni Emirat Arab (UEA). Di dalam kapal tersebut turut terdapat 11 Anak Buah Kapal (ABK) yang berasal dari lima negara termasuk Indonesia.
Stasiun berita Al-Jazeera, Rabu 19 Januari 2022 melaporkan perwakilan milisi Houthi mengatakan kapal tersebut mengangkut peralatan militer. Bukan seperti klaim otoritas di Arab Saudi bahwa kapal tersebut membawa peralatan medis untuk membangun rumah sakit lapangan.
"Kapal Rwabee tidak membawa mainan untuk anak-anak, tetapi senjata yang diperuntukan bagi kaum ekstremis," ujar pejabat milisi Houthi Hussein al-Azzi yang dikutip dari stasiun televisi Al Masirah.
Klaim Houthi itu dibuktikan dengan menyiarkan secara langsung isi muatan kargo Kapal Rwabee. Kapal itu diisi kendaraan lapis baja, bus untuk mengangkut prajurit militer dan peralatan militer lainnya.
Lalu, bagaimana nasib WNI dan 10 ABK lainnya yang hingga kini masih ditahan milisi Houthi?