Ilustrasi Bendera Guinea. (Pixabay.com/jorono)
Melansir France 24, meski telah menerima sanksi, hubungan diplomatik antara ECOWAS dan Guinea masih terjalin. Junta juga telah menegaskan kesiapan untuk bekerja sama dengan ECOWAS, yang telah mengirimkan misinya ke Conakry untuk menyusun jadwal dialog.
"Para ahli dari ECOWAS dan Guinea telah bersama-sama mengembangkan kronogram (jadwal) terkonsolidasi untuk transisi yang tersebar selama 24 bulan," kata ECOWAS dalam laporan yang diunggah di media sosial junta.
Pemimpin pemerintahan militer Guinea, Kolonel Mamady Doumbouya, mengatakan bahwa jadwal transisi akan mulai berlaku pada 1 Januari 2023, yang berarti pemilu akan diadakan pada awal 2025.
Jadwal tersebut baru secara resmi dapat digunakan setelah para pemimpin dari ECOWAS menyetujuinya, dengan blok tersebut akan mengadakan pertemuan puncak sebelum akhir tahun.
Setelah menolak masa transisi tiga tahun yang sebelumnya diajukan, blok tersebut telah memberi junta waktu satu bulan untuk menyajikan jadwal yang lebih dapat diterima untuk kembali ke pemerintahan sipil. Ultimatum dari ECOWAS itu akan berakhir akhir pekan ini.
Guinea saat ini ditangguhkan dari keanggotaan ECOWAS dan sejumlah individu telah dijatuhi sanksi.