Ilustrasi TKP (IDN Times/Arief Rahmat)
Pemimpin militer Nigeria, Mayor Jenderal Christopher Musa, menyangkal isu pembantaian tersebut. Menurutnya tentara tidak pernah menargetkan anak-anak untuk dibunuh.
Pihak militer juga mengatakan bahwa laporan Reuters merupakan penghinaan terhadap warga Nigeria, dan bagian dari upaya asing untuk merusak perjuangan negara melawan pemberontak.
“Itu tidak pernah terjadi, tidak terjadi, tidak akan terjadi. Itu bukan karakter kami. Kami sangat profesional. Kami adalah manusia, dan ini adalah orang Nigeria yang telah Anda bicarakan,” ungkap Musa.
Jenderal Lucky Irabor, kepala staf pertahanan Nigeria, tidak ingin memberikan komentar.
Sementara, direktur informasi pertahanan militer Nigeria, Mayor Jenderal Jimmy Akpor, juga membantah laporan itu. Menurutnya, tuduhan terkait pembantaian anak-anak itu tidak berdasar.
“Personel militer Nigeria dibesarkan dan dilatih lebih lanjut untuk melindungi kehidupan, bahkan dengan risiko mereka sendiri, terutama jika menyangkut kehidupan anak-anak, wanita, dan orang tua,” katanya.
Namun demikian, dalam laporan lanjutan disebutkan bahwa aksi pembunuhan terhadap anak-anak juga sering dilakukan para perwira untuk membalas kekalahan mereka dalam pertempuran melawan pemberontak ISIS. Tentara menjadikannya alat untuk melampiaskan kemarahan mereka atas kematian rekan-rekannya.
"Saya tidak melihat mereka sebagai anak-anak, saya melihat mereka sebagai Boko Haram," kata seorang tentara, yang mengatakan bahwa sahabatnya ditembak mati oleh pemberontak.
Tentara itu mengatakan, dia telah membunuh anak-anak dengan tangannya sendiri.
"Jika saya mendapatkan mereka, saya tidak akan menembaknya. Saya akan menggorok leher mereka, saya menikmatinya," ungkapnya.
Tentara lain mengatakan, mereka mengadopsi sikap bunuh-atau-dibunuh terhadap anak-anak, karena pemberontak menggunakan mereka sebagai pejuang, informan, dan pelaku bom bunuh diri.
Hal itu dikonfirmasi oleh badan anak-anak PBB UNICEF bahwa kelompok bersenjata non-negara di Nigeria telah merekrut ribuan anak, di mana beberapa di antaranya sebagai “bom manusia".
Boko Haram telah mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan itu, di mana anak-anak disuruh membawa bahan peledak.