Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)
Pada tahun 2009 silam ketika Al-Barnawi masih remaja, ayahnya, Mohammed Yusuf dibunuh oleh pasukan kemanan Nigeria. Kematian pemimpin pendiri Boko Haram tersebut telah memicu pemberontakan selama lebih dari satu dekade melawan pemerintah Nigeria yang akhirnya meluas ke negara tetangga seperti Niger, Chad dan juga Kamerun.
Shekau mengambil alih komando kelompok tersebut setelah kematian Yusuf, tetapi sering bentrok selama bertahun-tahun dengan al-Barnawi, yang dilaporkan telah dipilih oleh organisasi Negara Islam untuk memimpin Boko Haram. Sebaliknya, faksi yang memisahkan diri dibentuk pada tahun 2016 yang kemudian dikenal sebagai Negara Islam di Provinsi Afrika Barat atau ISWAP.
Tidak seperti kelompok Shekau yang sering menggunakan kekerasan dengan menargetkan penduduk sipil, ISWAP di bawah al-Barnawi menargetkan militer Nigeria serta mereka yang membantu tentara. Organisasi ini menarik perhatian dunia setelah menargetkan warga sipil yang bekerja untuk Organisasi bantuan internasional di timur laut dalam serangkaian penculikan dan pembunuhan.
Faksi yang masih dipimpin oleh Shekau melemah dalam beberapa tahun terakhir dan kematiannya diumumkan pada bulan Mei. ISWAP kemudian berusaha memperluas jangkauannya tetapi al-Barnawi gagal menggaet ribuan pengikut Shekau dan sebagai gantinya banyak yang menyerah kepada militer Nigeria.