Ilustrasi tentara. (Pexels.com/Pixabay)
Penduduk ibu kota mengatakan serangan artileri dan udara dimulai sepanjang malam dan meningkat saat fajar. Sejumlah laporan mengatakan tentara menyeberangi jembatan penting di atas Sungai Nil, yang memisahkan wilayah kekuasaan pemerintah di Omdurman dari wilayah kekuasaan RSF.
RSF mengklaim berhasil menggagalkan upaya tersebut, tapi suara bentrokan dan kepulan asap dilaporkan datang dari beberapa lokasi di pusat Khartoum. Sejak konflik meletus RSF menguasai hampir seluruh ibu kota.
Kemajuan yang terjadi pada Kamis tampaknya menjadi dorongan signifikan pertama pemerintah dalam beberapa bulan untuk mendapatkan kembali beberapa wilayah.
PBB telah menyerukan tindakan segera untuk melindungi warga sipil dan mengakhiri pertempuran. Sejak awal September, PBB mendokumentasikan setidaknya 78 kematian warga sipil akibat penembakan artileri dan serangan udara di wilayah Khartoum Raya.
Sebagian besar pertempuran terburuk dan paling sengit terjadi di wilayah yang berpenduduk padat. Kedua belah pihak saling menuduh telah membombardir wilayah sipil tanpa pandang bulu.
"Permusuhan yang tiada henti di seluruh negeri telah mendatangkan kesengsaraan bagi jutaan warga sipil, memicu krisis pengungsian yang tumbuh tercepat di dunia," demikian peringatan PBB pada Rabu, dikutip dari BBC.