Konflik antara pasukan militer Venezuela dengan kelompok pemberontak dan kelompok kartel narkoba tidak ada tanda-tanda mereda. Justru kini suara tembakan dan granat terus terdengar hampir setiap hari. Penduduk Venezuela yang berada di tengah peperangan memutuskan untuk mengungsi dan mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman.
Melansir dari kantor berita Reuters, ribuan penduduk Venezuela yang mengungsi melarikan diri ke kota kecil Arauquita, Kolombia. Belum ada jumlah pasti tentang pengungsi Venezuela namun diperkirakan sekitar 4.000 orang.
Selain penduduk mengungsi karena ingin mencari tempat yang lebih aman, beberapa di antaranya memberikan pengakuan bahwa pasukan militer Venezuela telah melakukan beragam pelanggaran hak asasi manusia.
Joe Castillo, pengungsi Venezuela yang mencari perlindungan ke Kolombia menjelaskan bahwa “mereka menggerebek rumah kami dan mengambil semuanya dari kami. Ketika mereka tiba, mereka merusak segalanya, mereka masuk dan mengambil semua yang saya miliki di rumah.” Joe Castillo mengaku sebagai seorang mekanik dan dia mengungsi bersama dengan istri yang hamil dan seorang putri berusia 12 tahun.
Castillo juga mengaku bahwa beberapa tetangganya dibunuh lalu militer Venezuela mendandani tentangganya tersebut dengan seragam militer agar dianggap seperti gerilyawan pemberontak.
Pasukan pemberontak Kolombia yang bernama FARC menolak kesepakatan damai dengan pemerintah Kolombia pada 2016. Kolombia menuduh bahwa Venezuela melindungi kelompok tersebut. Kini yang dilawan oleh FANB Venezuela adalah FARC yang operasi militernya disebut sebagai Operasi Perisai Bolivarian. Venezuela telah lama menyangkal bahwa mereka melindungi kelompok pemberontak FARC.