Jakarta, IDN Times - Tragedi Itaewon di Korea Selatan tahun lalu masih menyisakan trauma mendalam bagi keluarga korban meninggal dan orang-orang yang selamat. Banyak dari mereka mengaku harus menanggung penderitaan mereka sendiri, karena sumber daya pemerintah tidak tersedia atau tidak mencukupi.
159 orang tewas ketika sekitar 100 ribu orang memadati gang sempit di distrik Itaewon, Seoul, untuk menyambut perayaan Halloween pada 29 Oktober 2022. Kondisi yang berdesak-desakan membuat banyak orang mengalami kesulitan bernapas hingga serangan jantung.
Salah seorang korban meninggal dalam tragedi tersebut adalah putri Choi Joung-joo, Yu-jin.
“Istri saya ingin menjalani terapi setelah putri kami meninggal, jadi dia menelepon kantor distrik kami untuk mencari bantuan karena itulah yang diperintahkan kepada kami,” kata Choi, dikutip The Korea Herald.
“Tetapi rasanya mereka tidak tahu bagaimana mereka harus membantunya. Seseorang bahkan bertanya padanya, ‘Jadi, apa yang kamu ingin kami lakukan?’”
Choi dan istrinya akhirnya terpaksa mencari sumber dukungan kesehatan mental mereka sendiri.