Minta Warga Suriah Pulang ke Negaranya, Denmark Dikecam

Kopenhagen, IDN Times - Denmark kembali menuai kecaman keras setelah menyatakan niatnya untuk memulangkan setidaknya 94 pengungsi Suriah kembali ke negara asal mereka. Keputusan tersebut dibuat oleh pemerintah Denmark dengan alasan yang meyakini bahwa beberapa daerah tertentu di Damaskus-Suriah, dianggap tidak lagi cukup berbahaya untuk memberikan dasar perlindungan internasional.
1. PBB dan kelompok HAM kritik keras
Denmark menghadapi kritik yang meningkat atas keputusan tahun lalu untuk mencabut izin tinggal bagi para pengungsi Suriah. Sikap itu membuktikan bahwa Denmark kini merupakan salah satu negara yang memiliki kebijakan migrasi paling ketat di Eropa, dan hal tersebut pun mendapat kecaman dari kelompok HAM hingga PBB. Mereka menganggap langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menilai keamanan kondisi di Damaskus adalah sesuatu yang tidak manusiawi, berbahaya dan ilegal.
Keputusan terbaru yang diumumkan Denmark pada awal Maret lalu merupakan yang pertama kalinya dilakukan di Uni Eropa. Menteri Imigrasi Denmark, Mattias Tesfaye, mengklaim bahwa Kopenhagen sebelumnya sudah cukup transparan sejak awal dalam menjelaskan kepada para pengungsi Suriah terkait izin tinggal mereka yang hanya bersifat sementara dan dapat dicabut jika perlindungan tidak lagi diperlukan.
Pekan lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) pun mengatakan pihaknya prihatin dengan keputusan Denmark. Kelompok hak asasi Amnesty International juga mengecam dengan mengatakan bahwa Denmark terus mengirimkan 'sinyal' penolakan terhadap pencari suaka di negaranya. “Tidak hanya tindakan Denmark menjadikannya tempat terburuk di Eropa, tetapi negara itu juga menunjukkan kurangnya solidaritas dengan negara-negara Eropa lainnya yang menolak untuk mengambil bagian dalam beban tersebut,” kata Niels-Erik Hansen, seorang pengacara yang mengkhususkan diri dalam masalah migrasi, mengatakan kepada AFP.