Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. (twitter.com/SecBlinken)

Intinya sih...

  • Menteri Luar Negeri AS kunjungi Republik Dominika dan Haiti untuk memantau situasi keamanan.
  • AS mendukung misi perdamaian di Haiti dengan bantuan persenjataan dan dana untuk operasi keamanan polisi Kenya.
  • Situasi keamanan di Haiti semakin genting, hampir 580 ribu orang terpaksa mengungsi dan hampir 5 juta warga terancam kelaparan.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengadakan kunjungan kenegaraan ke Republik Dominika pada Jumat (6/9/2024). Lawatan ini diadakan setelah berkunjung ke Haiti untuk mengecek situasi terkini keamanan di negara Karibia tersebut. 

AS selama ini menjadi salah satu pendukung utama misi perdamaian di Haiti dalam melawan geng kriminal. Meski tidak mengirimkan tentara ke Haiti, Washington sudah memberikan bantuan persenjataan dan dana untuk operasi keamanan aparat kepolisian Kenya di Haiti. 

1. Dorong Republik Dominika normalisasi hubungan dengan Haiti

Dalam kunjungannya ke Santo Domingo, Blinken mengatakan kepada Presiden Republik Dominika Luis Abinader bahwa kondisi keamanan di Haiti mulai membaik. Ia menyebut polisi Kenya sudah berhasil membebaskan sejumlah wilayah yang dikuasai geng kriminal. 

"Pondasi progres di Haiti tetap kepada masalah keamanan. Ini adalah sesuatu yang harus dipegang penuh oleh otoritas setempat dan harus didapatkan oleh rakyat Haiti, bukan malah dikontrol oleh geng kriminal," ungkapnya, dilansir Associated Press

"Kami berdua memiliki kepentingan dan berharap dapat mencari cara untuk membantu Haiti dalam mengembalikan keamanan. Saya juga berharap Republik Dominika dapat menormalisasi hubungan diplomatik dengan Haiti," tambahnya. 

Sementara itu, Abinader mengatakan bahwa kekhawatiran terbesar negaranya mengenai situasi keamanan di Haiti adalah lonjakan migran. Para migran asal Haiti sudah memenuhi sekolah dan rumah sakit di Republik Dominika. 

2. AS akan melanjutkan dukungan misi perdamaian di Haiti

Sehari sebelumnya, Blinken sudah berkunjung ke Haiti untuk memastikan komitmen AS dalam mendukung misi perdamaian multinasional dalam melawan geng kriminal. 

"Dalam masa-masa kritis ini, kami memang membutuhkan dana tambahan, kami juga membutuhkan personel tambahan untuk melanjutkan operasi perdamaian. Kami harus mengambilalih kembali jalanan dari tangan geng kriminal," terang Blinken. 

"AS akan terus bekerja dalam memperbarui misi ini, tapi kami juga ingin memastikan bahwa kami mendapatkan sesuatu yang dapat dipercaya dan berkelanjutan. Kami akan mencari segala macam opsi untuk mencapainya. Operasi penjaga perdamaian adalah salah satu opsinya," sambungnya. 

Sejak pertengahan 2024, aparat kepolisian Kenya sudah diterjunkan ke Haiti untuk mendukung misi perdamaian PBB. Namun, situasi semakin genting akibat kurangnya sumber daya dan persenjataan untuk melawan geng kriminal. 

3. Haiti berlakukan status darurat di seluruh negeri

suasana di Haiti (unsplash.com/theinnervizion)

Pada Rabu (4/9/2024), pemerintah Haiti sudah memperluas status darurat ke seluruh negeri. Sebelumnya, status darurat hanya diberlakukan di Departemen Ouest dan ibu kota Port-au-Prince yang paling terdampak masalah keamanan. 

Melansir BBC, Perdana Menteri (PM) Haiti Garry Conille sudah ditunjuk sejak Juni lalu untuk memperbaiki transisi demokrasi di negara Karibia tersebut usai mundurnya eks PM Ariel Henry pada April 2024. Ia pun berusaha memperbaiki ketertiban dan keamanan di Haiti dengan bantuan polisi Kenya. 

Aksi kekerasan yang disebabkan ulah geng kriminal telah berdampak kepada seluruh rakyat Haiti. Hampir 580 ribu orang terpaksa mengungsi karena wilayahnya berada di bawah kekuasaan geng kriminal. Bahkan, PBB mengatakan hampir 5 juta warga Haiti terancam kelaparan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm