Foto salah satu paus yang mati terdampar di wilayah Prancis barat. Facebook.com/Laurent Boudelier
Pada hari Senin (16/11), para peneliti mencoba untuk mengambil sampel dan membedah salah satu tubuh paus yang terdampar dengan menggunakan mekanis serta pisau panjang. Untuk saat ini, kecurigaan para penyelidik diarahkan pada kemungkinan patogen virus sebagai penyebab kematian karena badan paus-paus yang ditemukan berada dalam kondisi kekurangan gizi dengan bukti pendarahan di sistem jantung dan pernapasan. Terlebih, tidak ada satu pun tanda yang dapat mengarahkan kematian pada insiden kecelakaan seperti tabrakan kapal atau terperangkap dalam jaring.
Paus sirip diketahui sebagai spesies paus terbesar kedua di dunia setelah paus biru. Salah satu mayat paus yang paling baru ditemukan di dekat Saint-Hilaire-de-Riez pada Jum'at (13/11) lalu pun memiliki ukuran hampir 16 meter dengan berat yang diperkirakan mencapai 10 ton.
Hanya dalam satu setengah bulan terakhir, setidaknya ada enam paus sirip yang ditemukan mati misterius. Meski terdengar sedikit, itu sebenarnya merupakan jumlah kematian yang meningkat secara signifikan dibanding kematian paus pada umumnya, dimana dalam rata-rata setahun biasanya hanya ada tiga hingga paling banyak 10 kematian saja di pantai Prancis.
Willy Dabin, seorang peneliti dari Pelagis Observatory yang sedang mengerjakan satu bangkai paus sirip berkata: "Kami memiliki apa yang hampir menjadi epidemi atau bagaimanapun juga, lonjakan kematian yang tidak normal". Dabin pun mempertanyakan, apakah peranan manusia dalam 'merusak lingkungan' merupakan faktor yang berkonstribusi dalam kematian, karena bisa saja mencemari laut telah memengaruhi ketersediaan makanan yang berdampak pada rentannya paus terhadap serangan penyakit.