Jakarta, IDN Times - Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Moderna, mengumumkan hasil awal uji klinis vaksin COVID-19 buatannya. Mereka mengklaim vaksin tersebut bisa memberikan perlindungan bagi 94, 5 persen relawan.
VOA News melaporkan, dengan mudahnya cara penyimpanannya, vaksin buatan Moderna lebih mudah diakses negara-negara berkembang yang memiliki banyak warga yang tinggal di pedesaan. Terlebih produk tersebut bisa disimpan selama 30 hari di tempat penyimpanan.
Berbeda dengan vaksin lainnya, di mana Pfizer harus disimpan di tempat penyimpanan dengan suhu minus 80 derajat celcius. Vaksin buatan perusahaan farmasi AS dan Jerman itu juga hanya bisa disimpan selama lima hari.
Melihat hasil awal uji klinis yang menggembirakan, maka Moderna berencana untuk mengajukan izin penggunaan darurat dalam beberapa pekan mendatang. Bila izin penggunaan darurat sudah dikantongi, maka mereka siap memasok 20 juta vaksin di Amerika Serikat.
Moderna berharap bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 1 miliar dosis vaksin pada 2021. Mereka juga berencana mengantongi izin penggunaan darurat di negara lain.
Lalu, apakah vaksin Moderna ini bisa dikirim ke negara-negara berkembang? Sebab, dalam kasus vaksin Pfizer dan BioNTech, komoditas itu harus disimpan di dalam suhu minus 80 derajat celcius.