Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Emiliano Bar)
Melansir BBC, penjara 41bis diperkenalkan Italia pada 1992. Awalnya untuk memenjarakan terpidana teroris dan bos kejahatan terorganisir agar dapat mencegah mereka memerintahkan tindakan kriminal dari balik jeruji besi.
Namun, sekarang juga diterapkan kepada tahanan kejahatan penyelundupan dan penculikan tembakau.
Pembatasan yang diterapkan menerapkan kunjungan terpantau dan panggilan telepon dari anggota keluarga hanya satu kali dalam sebulan. Narapidana juga dilarang berinteraksi dengan narapidana lain atau bertemu dengan pihak ketiga, harus menghabiskan satu jam istirahat setiap hari dalam isolasi, tidak memiliki akses ke area komunal penjara dan berada di bawah pengawasan selama 24 jam.
Salah satu orang yang ditahan dalam 41bis adalah pengacara teroris sayap kiri Nadia Lioce, yang ditahan selama dua dekade. Lioce mengatakan ada pembatasan yang parah pada jumlah jam untuk bertemu keluarga atau tim hukum. Mereka hanya diberi waktu 15 jam untuk berinteraksi dengan orang-orang dalam setahun.
Pengacara dari Lioce mengatakan, kliennya sekarang sangat terisolasi secara psikologis, sehingga ketika ibu dan saudara perempuannya berkunjung, dia tidak dapat berbicara dengan mereka selama lebih dari beberapa menit.
Penahanan 41bis telah dikritik oleh Amnesty International dan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Kondisi yang dianggap tidak layak itu membuat pengadilan Amerika Serikat pada 2007 menolak untuk mengekstradisi seorang terpidana pengedar narkoba, dengan alasan bahwa 41bis yang akan dihadapinya di Italia merupakan penyiksaan.