Sebuah tanda jalan Black Lives Matter di Washington, Amerika Serikat, pada 5 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria
Chauvin menjadi polisi selama 19 tahun hingga akhirnya dikenai pasal pembunuhan tingkat dua. Jika ia terbukti menghabisi nyawa Floyd, ia bisa mendekam selama 40 tahun di balik jeruji besi.
Tiga rekannya yang lain yang turut berada di lokasi, Lane, J. Alexander Kueng, dan Tou Thao turut diancam dengan hukuman yang sama apabila terbukti membantu Chauvin dalam membunuh Floyd. Begitu muncul protes besar-besaran untuk menuntut keadilan bagi Floyd di Minneapolis, empat polisi itu dipecat.
Namun, Lane mencoba untuk lolos dari jeratan tersebut. Transkrip peristiwa mengungkap bahwa ia yang pertama kali mendekati Floyd yang sedang berada di dalam sebuah mobil dengan dua orang lainnya. "Saya minta maaf," kata Floyd berulang kali.
Ia kemudian memohon agar tidak ditembak begitu melihat Lane membawa senjata api. "Saya pernah ditembak. Saya ditembak dengan cara yang sama, Pak Polisi, sebelumnya. Pak Polisi, tolong jangan tembak saya," tambahnya.
Lane pun bertanya kepada seseorang di dalam mobil itu mengapa Floyd "bersikap gugup dan tidak mengangkat tangannya dan tampak aneh begitu?". Orang tersebut menjawab: "Karena dia pernah ditembak sebelumnya. Dia punya masalah, saya katakan pada Anda, soal polisi."
Saat diinterogasi polisi, pengacara Lane memintanya tidak menjawab pertanyaan tentang apakah dia merasa dirinya atau Chauvin menyebabkan Floyd meninggal dunia. Si pengacara juga berupaya mencitrakan kliennya sebagai seorang junior yang percaya kepada seniornya yaitu Chauvin.