Pasangan berfoto di sebuah taman bermain di Seoul, Korea Selatan, saat pandemik COVID-19 pada 30 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji
Tidak hanya di dua kota besar itu, beberapa sekolah di kawasan lain juga melaporkan penutupan karena khawatir tingkat infeksi virus masih tinggi. Misalnya, sekitar 60 murid di Provinsi Gyeongsang, kurang lebih 30 pelajar di Provinsi Gyeonggi, dan lima di Provinsi Chungcheong Utara dipulangkan atau dibawa ke rumah sakit setelah memperlihatkan gejala COVID-19.
Menurut laporan Yonhap, mereka mengalami demam dan radang tenggorokan pada hari yang sama begitu masuk sekolah. Sekolah-sekolah di daerah lain sedang mendiskusikan apakah mereka akan tetap menjalankan rencana pembukaan aktivitas lagi, tapi terpaksa menghentikan semua kegiatan seiring dengan perkembangan yang terjadi.
Mengutip CNN, Presiden Moon Jae-in sendiri sempat mengatakan bahwa "ini belum berakhir sampai benar-benar berakhir" untuk merujuk kepada munculnya kasus COVID-19 baru di Seoul pada awal Mei lalu. Padahal, Korea Selatan sedang berusaha mengembalikan kehidupan di berbagai lini.
Bisnis, sekolah, dan pusat-pusat hiburan diizinkan beroperasi lagi. Tak berapa lama, muncul klaster yang dilaporkan terkait dengan lokasi hiburan malam di Itaewon. Ratusan dinyatakan terinfeksi di Seoul, sedangkan puluhan lainnya diidentifikasi di Incheon.
Sementara itu, pada Rabu kemarin otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan sebanyak 32 kasus. Ini merupakan angka tertinggi dalam lebih dari seminggu. Sehari kemudian, jumlahnya menurun menjadi 12.