Invasi Rusia ke Ukraina telah memiliki dampak yang luas khususnya di negara-negara Afrika dan Timur Tengah yang didominasi ummat Islam. Itu karena negara-negara tersebut memiliki ketergantungan terhadap produk gandum yang diimpor dari Ukraina atau Rusia. Kenaikan harga bahan pokok telah membuat penduduk muslim harus menghemat dalam Ramadan kali ini.
Di Jalur Gaza, penduduk di sana yang telah menderita karena pemblokiran Israel, juga menghadapi kenaikan pangan karena perang Ukraina-Rusia. Dikutip dari France24, "harga tinggi mempengaruhi dan merusak semangat Ramadan," kata Sabah Fatoum. Dia menjelaskan harga bahan konsumsi telah naik sebanyak 11 persen.
Di Tunisia, Mohammad Malek, seorang sukarelawan yang aktif mengumpulkan sumbangan makanan ketika Ramadan, kali ini ia melihat suasana berubah. "Keranjang sumbangan kami biasanya penuh dalam satu jam, tetapi tahun ini tidak demikian," katanya.
Beberapa sukarelawan lain bahkan menyarankan agar mereka mencari makanan untuk diri mereka sendiri sebelum mencari makanan untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Jika negara-negara lain juga terdampak perang Ukraina-Rusia, di Ukraina sendiri tentu saja ummat muslim lebih menderita. Ramadan yang biasa meriah karena sajian makanan untuk buka puasa bersama, kini harus disesuaikan dengan keadaan.
Dilansir Al Jazeera, Mamutova menjelaskan sebelum perang, ada banyak jenis makanan yang disajikan dalam komunitas muslim yang beragam. Ada nasi biryani India, mantsev Palestina atau plov Uzbekistan.
"Sekarang kami tinggal bersembunyi saat mendengar sirene (tanda ada serangan). Kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Secara psikologis memang sulit. Sepertinya kami (merasa) telah 10 tahun sejak awal perang ini (dimulai)."
Isa Celebi, seorang penjual gorden dari Turki yang telah berada di Ukraina sejak 2010, menjelaskan akan berbagi persediaan makanannya dengan ummat muslim lainnya. Celebi mengatakan "perang sangat mempengaruhi kami dan kami berjuang untuk bertahan hidup. Tapi saya percaya kami akan melihat akhir, mungkin dalam satu tahun, mungkin dua, tetapi hari-hari baik akan kembali. Itu sebabnya saya tidak akan meninggalkan negara ini."