Myanmar Bombardir Gerilyawan Karen

Kayin, IDN Times - Pada hari Minggu (28/3), penduduk desa di daerah negara bagian Kayin, timur Myanmar melarikan diri menyeberangi perbatasan menuju Thailand. Mereka melarikan diri karena pasukan militer Myanmar membombardir wilayah tersebut.
Free Burma Rangers, kelompok yang memberikan bantuan kepada para penduduk desa yang terluka mengatakan pengeboman dilakukan sejak Sabtu sore hari di sebuah daerah di Sungai Salween di distrik Mutraw Negara Bagian Kayin.
Tindakan yang dilakukan oleh pasukan Myanmar tersebut menewaskan dua gerilyawan Karen dan melukai lebih banyak penduduk desa lainnya.
1. Gerilyawan Karen merebut pos pemeriksaan militer Myanmar
Gerilyawan Karen adalah salah satu dari beberapa kelompok gerilyawan yang dianggap gerakan separatis oleh pemerintah pusat Myanmar. Para kelompok gerilyawan menuntut lebih banyak otonomi atas wilayahnya. Di Karen, mereka disebut sebagai KNU (Karen Nation Union).
Melansir dari laman Associated Press, pasukan Myanmar melakukan pengebomam ke wilayah gerilayawan Karen pada hari Sabtu malam. Hsa Moo dari Karen Peace Support Network mengatakan dua pesawat menjatuhkan bom dua kali di desa Deh Bu Noh, di distrik Mutraw, yang merupakan kantor administrasi distrik KNU.
Hsa Moo mengatakan pada hari Minggu (28/3) bahwa jumlah korban tewas sedikitnya sembilan, dengan tambahan orang terluka, dan bukan dua seperti laporan awal. Pasukan Myanmar melakukan pengeboman tersebut karena pasukan sayap bersenjata KNU merebut pos pemeriksaan militer Myanmar pada Sabtu pagi (27/3). Brigade 5 KNU menyerbu pangkalan militer Myanmar Thee Mu Hta, menangkap sedikitnya delapan tentara dan menewaskan beberapa anggota militer pemerintah.
KNU adalah badan politik terkemuka untuk minoritas Karen dan telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan lebih banyak otonomi dari pemerintah pusat Myanmar. Mereka melakukan gencatan senjata dengan pemerintah Myanmar pada tahun 2015 lalu.
Sebelumnya, para gerilyawan minoritas disebut banyak melindungi orang-orang yang melakukan protes anti-kudeta yang telah dilakukan oleh Junta militer terhadap kekuasaan Aung San Suu Kyi. KNU sendiri mengaku telah menerima ribuan orang-orang anti-pemerintah, termasuk ratusan tentara dan polisi.