Ilustrasi banjir. (Unsplash.com/Chris Gallagher)
Junta mengatakan, banjir telah menyebabkan lebih dari 235 ribu orang mengungsi dan 33 orang tewas pada Jumat. Sebelumnya, otoritas setempat mengatakan tim penyelamat telah menemukan 36 mayat.
"Pemerintah perlu menghubungi negara asing untuk menerima bantuan penyelamatan dan pertolongan yang akan diberikan kepada para korban. Penting untuk mengelola tindakan penyelamatan, bantuan, dan rehabilitasi secepat mungkin," kata Min Aung Hlaing, pemimpin junta, dikutip dari VOA News.
Militer Myanmar sebelumnya telah memblokir atau menggagalkan bantuan kemanusiaan dari luar negeri. Pada 2023, pemerintah menangguhkan izin perjalanan bagi kelompok bantuan untuk membantu sekitar 1 juta korban Siklon Mocha yang dahsyat, yang melanda wilayah barat negara itu. Saat itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam keputusan yang dinilai tidak masuk akal.
Pada 2008, sedikitnya 138 ribu orang tewas setelah Siklon Nargis, junta yang saat itu berkuasa dituduh memblokir bantuan darurat dan awalnya menolak memberikan akses bagi pekerja dan pasokan kemanusiaan.
Juru bicara militer mengatakan, pihaknya kehilangan kontak dengan beberapa wilayah di negara itu dan sedang menyelidiki laporan puluhan orang terkubur dalam tanah longsor di wilayah tambang emas di wilayah Mandalay tengah. Truk militer telah mengangkut perahu penyelamat kecil ke daerah yang dilanda banjir di sekitar ibu kota Naypyidaw pada Sabtu.