Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Pers (IDN Times/Mardya Shakti)

Naypyitaw, IDN Times - Kudeta militer Myanmar yang dilakukan pada 1 Februari terus bergulir hingga kini. Penolakan atas kudeta dari rakyat terus dilakukan dengan protes dan demonstrasi di jalanan di beberapa kota besar negara tersebut.

Namun pihak penguasa militer terus menekan balik. Mereka menggunakan kekerasan kepada para demonstran. Sejauh ini, sudah sekitar 70 orang yang tercatat dilaporkan tewas akibat tindakan keras pasukan keamanan. Selain itu, ribuan orang lainnya juga ditahan di dalam penjara.

Militer Myanamar atau yang disebut Tatmadaw juga bergerak untuk "membungkam" media lokal dan internasional. Salah satu jurnalis internasional dari Associated Press ditahan pada akhir Februari lalu dan dalam persidangan terbaru, masa tahanannya diperpanjang.

1. Jurnalis Associated Press terancam kurungan penjara tiga tahun

Jurnalis Associated Press, Thein Zaw, yang berusia 32 tahun, saat ini ditahan oleh penguasa militer Myanmar. Dia ditangkap oleh polisi pada 27 Februari ketika sedang meliput dan memotret polisi bersenjata yang sedang memukuli demonstran. Zaw ditahan bersama dengan sembilan pekerja media lainnya.

Melansir dari kantor berita Reutersmedia tersebut mengabarkan bahwa jurnalis Associated Press beserta pekerja media lain yang ditahan didakwa telah melanggar undang-undang ketertiban umum. Dakwaan tersebut membuatnya terancam kurungan penjara selama tiga tahun. Selain itu, pengadilan memperpanjang masa penahanan Zaw hingga 24 Maret untuk persidangan selanjutnya.

Pengacara Thein Zaw yang bernama Tin Zar Oo mengaku tidak pernah bisa bertemu kliennya sejak pertama kali ditangkap. Tin Zar Oo dalam persidangan pada Jumat (12/3) diizinkan memasuki ruang sidang yang saat itu dilakukan melalui video. Persidangan berlangsung selama 10 menit.

Sebelumnya, para keluarga dekat Thein Zaw dan pengacara mencoba melakukan kunjungan ke Penjara Insein, tempat jurnalis Associated Press tersebut ditahan. Namun mereka tidak diperbolehkan bertemu karena alasan virus corona.

2. Myanmar melakukan penangkapan jurnalis dan membredel media

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di