Gedung fasilitas pembangunan roket NASA di Kennedy Space Center, negara bagian Florida, Amerika Serikat. (nasa.gov)
Suara-suara yang terekam tersebut kemudian memungkinkan para ilmuwan dan insinyur memahami Mars dengan cara baru. Hal tersebut disampaikan oleh ilmuwan antariksa asal Prancis, Baptiste Chide.
"Suara di Mars memiliki getaran bass yang kuat. Jadi, ketika Anda memakai headphone, Anda benar-benar dapat merasakannya," kata dia.
Chide menambahkan, peran mikrofon bakal menjadi penting untuk Mars pada masa depan dan ilmu tata surya mengingat apa yang dilakukannya dalam merekam suara-suara di Planet Merah tersebut.
Berbicara tentang mikrofon, benda tersebut tersedia di pasaran secara komersial terlepas dari perangkatnya. Para ilmuwan dan insinyur NASA menempatkan satu mikrofon di salah satu sisi kerangka Perseverance, dan mikrofon kedua ditempatkan di tiang kecil sebagai pelengkap instrumen laser SuperCam.
SuperCam sendiri dibuat untuk mempelajari batuan dan tanah dengan menyetrumnya menggunakan laser, lalu menganalisis uap yang dihasilkan dengan kamera. Dari tempat bertenggernya di tiang Perseverance, mikrofon SuperCam memiliki lokasi ideal untuk memantau adanya 'mikroturbulensi' atau pergantian menit di udara.
Laser yang kemudian berdenyut hingga ratusan kali per target mampu membuat peluang untuk menangkap suara zap tersebut dengan cepat bertambah. Adapun, mikrofon telah merekam lebih dari 25.000 tembakan laser. Rekaman itu mengajarkan para ilmuwan tentang perubahan atmosfer planet.