Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Chan Tong-kai, tersangka pelaku pembunuhan yang kasusnya melahirkan krisis politik di Hong Kong, setelah dibebaskan pada 23 Oktober 2019. instagram.com/scmp

Hong Kong, IDN Times - Seorang pengacara sekaligus pembuat undang-undang Hong Kong mengusulkan agar tersangka pelaku pembunuhan, Chan Tong-kai, tidak buru-buru ditransfer ke Taiwan. Priscilla Leung Mei-fun mengatakan bahwa Chan bisa dijadikan alat politik jika diadili dalam waktu dekat.

Kasus Chan sendiri memicu demonstrasi besar-besaran di Hong Kong setelah pemerintah menggunakannya sebagai contoh untuk mendorong pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradisi. Ia dipenjara di Hong Kong untuk kasus pencucian uang selama 18 bulan dan baru dibebaskan pada Rabu (23/10).

1. Pembunuhan terjadi di Taiwan

Chan Tong-kai, tersangka pelaku pembunuhan yang kasusnya melahirkan krisis politik di Hong Kong, setelah dibebaskan pada 23 Oktober 2019. instagram.com/scmp

Pemuda berusia 20 tahun tersebut dipenjara di Hong Kong karena terbukti melakukan pencucian uang dengan cara menarik sejumlah uang dari kartu kredit kekasihnya. Persoalannya, kekasih Chan yang berusia setahun lebih tua, Poon Hiu-wing, sudah meninggal dunia karena dibunuh dan ia menjadi tersangka utamanya.

Pembunuhan terjadi di Taiwan pada Februari 2018. Chan langsung kabur ke Hong Kong di saat Taipei berusaha memburunya untuk diadili. Pastor Peter Koon Ho-ming yang menemaninya saat dibebaskan adalah orang yang membujuknya untuk menyerahkan diri kepada Taiwan.

2. Hong Kong dan Taiwan tak punya perjanjian ekstradisi

Editorial Team

Tonton lebih seru di