Bendera Arab Saudi (unsplash.com/aboodi vesakaran)
Pembicaraan yang pertama kali dilakukan di Saudi sejak konflik berkecamuk memicu pandangan dari seorang pakar Hubungan Internasional Institut Studi Politik Internasional Italia, Eleonora Ardemagni.
Menurutnya, kebijakan yang dilakukan oleh Saudi adalah bentuk strategi baru setelah kerajaan tersebut gagal mencapai kemenangan di lapangan. Riyadh berupaya berkompromi untuk keluar dari konflik dan mengamankan perbatasan di selatan dengan jalan negosiasi.
“Tujuan utama Saudi adalah mengamankan kesepakatan bilateral dengan Houthi untuk menstabilkan perbatasan dan mencegah potensi serangan baru terhadap kerajaan tersebut,” ungkap Ardemagni, dikutip dari The Arab Gulf States Institute in Washington.
Ia lebih lanjut mengemukakan bahwa ada tiga dampak yang ditimbulkan dari strategi Saudi ini. Pertama melemahkan instusi formal Yaman. Kedua, perundingan memberi Houthi pengaruh lebih besar karena Arab Saudi semakin mengakui kelompok Houthi sebagai lawan bicara mereka.
Ketiga, strategi ini memicu persaingan yang lebih besar antara Arab Saudi dan UEA di Yaman, karena mereka bersaing untuk mendapatkan pengaruh di wilayah Selatan.