Penandatanganan Kesepakatan Abraham oleh Israel, Bahrain, dan Uni Emirat Arab yang ditengahi AS pada 15 September 2020,. (Dok. Wikipedia/The White House)
Hubungan Israel dengan beberapa negara Arab dalam beberapa tahun terakhir tampak membaik. Pada 2020, Israel berhasil menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko melalui Kesepakatan Abraham yang dimoderasi oleh Presiden Donald Trump.
Mengikuti Kesepakatan Abraham, Netanyahu terus bekerja untuk menjalin hubungan resmi dengan Saudi.
Proposal 2002 menawarkan Israel untuk menormalisasi hubungan sepenuhnya dengan 22 anggota Liga Arab, jika Israel menyetujui solusi dua negara (two state solution) berdasarkan perbatasan tahun 1967 dan dengan resolusi yang adil bagi pengungsi Palestina.
Rencana tersebut tidak pernah disambut baik oleh Israel. Menurut mereka, Kesepakatan Abraham, yang membuat Israel menormalisasi hubungan dengan tiga negara Arab, membuktikan bahwa proposal berusia dua dekade itu tidak lagi relevan.
Tepi Barat dan Jalur Gaza ditambah Yerusalem timur yang dicaplok Israel telah lama disebut-sebut sebagai dasar negara Palestina dalam solusi dua negara. Namun, tujuan itu semakin jauh karena Tepi Barat terpecah oleh pemukiman Yahudi.
Netanyahu berencana untuk mengejar kebijakan peningkatan perluasan pemukiman di Tepi Barat. Partai-partai sayap kanan dalam koalisinya menganjurkan aneksasi beberapa wilayah.