Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Prancis (pexels.com/Atypeek Dgn)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan mereka akan mengevakuasi warga Prancis dan negara Eropa lainnya yang tinggal di Niger. Hal itu diumumkan pada Selasa (1/8/2023), beberapa hari setelah junta merebut kekuasaan di negara Afrika barat itu.

Perbatasan Niger telah ditutup untuk penerbangan komersial sejak perwira militer menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum dan pemerintahannya yang terpilih secara demokratis Rabu lalu (26/7/2023). Adapun itu menjadi kudeta militer ketujuh dalam waktu kurang dari tiga tahun di Afrika Barat dan Tengah.

"Mengingat situasi di Niamey, kekerasan terhadap kedutaan kami kemarin lusa dan fakta bahwa ruang udara ditutup dan warga kami tidak dapat pergi dengan cara mereka sendiri, Prancis sedang mempersiapkan evakuasi warganya dan warga negara Eropa yang ingin pergi dari negara itu," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

"Evakuasi akan dimulai hari ini." 

1. Evakuasi akan berlangsung selama 2 hari

Evakuasi disebut akan dilakukan dengan pesawat militer dari bandara Niamey selama 48 jam ke depan. Menurut situs kementerian, ada kurang dari 1.200 warga negara Prancis di Niger pada 2022. 

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani juga mengatakan pemerintah akan mengatur penerbangan khusus untuk memulangkan warga negaranya dari Niger.

“Pemerintah Italia telah memutuskan untuk menawarkan kesempatan kepada warga negara kita di Niamey untuk meninggalkan kota dengan penerbangan khusus ke Italia,” cuit Menlu Tajani pada Selasa, dikutip dari Al Jazeera.

2. ECOWAS minta pemerintahan Niger kembali dipulihkan

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di