Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Ukraina. (pexels.com/andrii-smuryhin)
Bendera Ukraina. (pexels.com/andrii-smuryhin)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa pemerintah akan mendongkrak industri pertahanan dalam negeri. Ia berjanji bahwa sekitar 50 persen senjata untuk perang akan diproduksi di dalam negeri.  

Beberapa hari terakhir, Zelenskyy telah melakukan reshuffle kabinet pemerintahannya. Ia pun menominasikan Yulia Svyrydenko sebagai perdana menteri (PM) yang baru untuk mengurusi perjanjian mineral dengan Amerika Serikat (AS). 

Penunjukkan Svyrydenko akhirnya disetujui oleh mayoritas anggota Parlemen Ukraina. Sementara itu, mantan PM Denys Shmyhal yang memutuskan resign sekarang ditunjuk menjadi menteri pertahanan baru.

1. Sebut baru 40 persen senjata buatan Ukraina yang digunakan di garis depan

Zelenskyy mengatakan bahwa senjata yang digunakan di garis depan baru 40 persen buatan Ukraina. Kiev tidak akan lagi bergantung pada bantuan negara lain. 

“Senjata buatan Ukraina baru memenuhi 40 persen senjata di garis depan. Ini cukup signifikan untuk memastikan kemandirian kami. Ini cukup besar, tapi kami butuh lagi. Tujuan kami adalah mencapai 50 persen senjata buatan lokal dalam 6 bulan ke depan,” ujarnya pada Kamis (17/7/2025) , dilansir TVP World

Ia pun menyoroti pentingnya meningkatkan produksi senjata dalam negeri dan produksi senjata gabungan dengan sejumlah negara-negara Barat. 

Pekan lalu, Ukraina sudah mengalokasikan 6,2 juta dolar AS untuk program pencegatan drone Rusia.

2. Zelenskyy diskusikan pembelian besar senjata dari AS

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President.gov.ua, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Pada hari yang sama, Zelenskyy mengaku sedang berdiskusi dengan Presiden AS Donald Trump untuk membeli senjata dari AS. Senjata itu akan ditukarkan dengan drone buatan Ukraina. 

“Rakyat Amerika membutuhkan teknologi ini (drone) dan Anda dapat menggunakan ini di dalam persenjataan Anda. Saya pikir ini adalah sebuah solusi baik dan perjanjian besar,” ungkap Zelenskyy, dikutip dari Ukrainska Pravda

Ia pun mengaku bersedia untuk membagikan pengalamannya di lapangan dalam mengoperasikan teknologi drone militer bersama AS, Denmark, Norwegia, dan Jerman. 

Zelenskyy mengungkapkan bahwa drone adalah instrumen penting yang membuat negaranya mampu melawan invasi Rusia selama lebih dari 3 tahun. Selain itu, drone Ukraina juga mampu mencapai target hingga 1.300 km di dalam teritori Rusia. 

3. Ukraina ajak perusahaan asing mengetes senjata di medan perang

Kelompok Inovasi Pertahanan Bravel milik Ukraina telah meluncurkan program baru yang memperbolehkan perusahaan asing untuk menguji coba teknologi militernya di zona perang di Ukraina. 

“Tes di Ukraina adalah inisiatif yang diluncurkan oleh Ukraina. Ukraina telah menciptakan inovasi secara cepat, masif, dan efisien. Kami sudah berubah dan berevolusi setiap harinya. Ini adalah sebuah research and development langsung di medan perang,” ujar Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, dilansir The Kyiv Independent

Sementara itu, prioritas senjata yang diuji coba dalam program ini berupa drone, misil, sistem pengadang misil, amunisi, drone laut, laser, dan peralatan tempur elektronik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama