Ilustrasi Industri Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, menjelaskan bahwa pemangkasan produksi minyak 2 juta barel per hari perlu dilakukan, untuk menanggapi kenaikan suku bunga di Barat, serta menghadapi situasi ekonomi global yang lebih lemah.
Arab Saudi juga membantah pernyataan AS, yang dituduh berkolusi dengan Rusia, untuk mendorong harga energi yang lebih tinggi. Kerajaan mengatakan bahwa Barat sering didorong oleh “arogansi kekayaan” ketika mengkritik kelompok tersebut.
Melansir MEMO, pengurangan pasokan minyak dapat memacu pemulihan harga minyak yang telah turun menjadi sekitar 90 dolar AS (Rp1,4 juta), dari 120 dolar AS (Rp 1,8 juta) per barel saat tiga bulan lalu, tepatnya ketika muncul kekhawatiran resesi ekonomi global, kenaikan suku bunga AS, dan dolar yang lebih kuat.
Menteri Energi Arab Saudi, Abdulaziz bin Salman, mengatakan bahwa OPEC+ harus proaktif karena bank sentral di seluruh dunia bergerak terlambat mengatasi inflasi, yang melonjak dengan suku bunga yang lebih tinggi.