Jakarta, IDN Times - Oposisi Serbia Against Violence (SPN), pada Kamis (21/12/2023), meminta Uni Eropa (UE) untuk menginvestigasi dugaan kasus kecurangan dalam pemilu parlemen. Mereka pun menolak mengakui hasil pemilu yang memenangkan partai penguasa SNS.
Belakangan ini, Serbia terus dirundung krisis politik akibat perpecahan usai terjadinya penembakan massal. Presiden Aleksandar Vucic pun mendapat tekanan lantaran dianggap tidak dapat menanggulangi kasus kekerasan di Serbia.