Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menandatangani perintah eksekutif pada Minggu (7/2/2021). (Facebook.com/President Joe Biden)

Jakarta, IDN Times - Kasus kebocoran dokumen sensitif baru-baru ini mengguncang Amerika Serikat. Sebanyak lebih dari 50 dokumen Amerika Serikat (AS) bocor, padahal sifatnya merupakan "rahasia" bahkan "sangat rahasia".

Informasi yang terdapat di beberapa dokumen itu, berisikan tentang Korea Selatan, Ukraina, bahkan Israel. Terkait Ukraina, dokumen tersebut menjelaskan seberapa jauh AS bisa "menembus" Kementerian Pertahanan Rusia dan tentara bayaran Wagner Grup.

Akibat kebocoran data AS ini, Ukraina disebut mengubah beberapa rencana militernya.

1. Hanya orang Amerika yang pegang dokumen itu

Seorang mantan pejabat Kementerian Pertahanan AS bernama Michael Mulroy menduga kebocoran data ini dilakukan juga oleh orang dalam pemerintahan dan Amerika.

"Ini adalah pembocoran oleh orang Amerika. Sebab, kebanyakan dokumen itu hanya dipegang oleh AS," ucap Mulroy.

Sementara, penyelidikan terhadap kebocoran data ini masih dalam tahap awal. Ada beberapa dugaan mungkin ada keterlibatan "pro-Rusia" dalam kasus ini.

2. Dokumen masih terhitung baru

Editorial Team

Tonton lebih seru di