Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan Sekjen PBB Antonio Guterres (Twitter.co/Prime Minister's Office)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pakistan menggelar Konferensi Internasional tentang Ketahanan Iklim di Jenewa pada Senin (9/1/2023). Dalam acara tersebut, Islamabad dijanjikan lebih dari 9 miliar dolar atau Rp140 triliun dari para donor, untuk bantuan usai diterjang banjir mematikan tahun lalu.

Selama beberapa tahun terakhir, Pakistan telah menghadapi kesulitan ekonomi. Tahun lalu mereka dihantam kekacauan iklim, yang disebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai penderitaan ganda.

1. Pemulihan Pakistan untuk pembangunan berkelanjutan

ilustrasi (Pexels.com/Pok Rie)

Konferensi Internasional tentang Ketahanan Iklim di Jenewa adalah upaya PBB dan Pakistan untuk membantu Islamabad pulih dari bencana banjir yang mematikan. Konferensi tersebut berkomitmen untuk memberi dukungan pemulihan Pakistan.

"Konferensi menandai awal dari proses dukungan terstruktur untuk pemulihan Pakistan, menyelaraskan bantuan kemanusiaan, pemulihan awal dengan pembangunan berkelanjutan jangka panjang yang lebih luas dengan cara yang tangguh," kata pernyataan bersama, diukutip Anadolu.

Menurut Guterres, Pakistan telah menjadi korban ganda dari bencana iklim dan sistem keuangan global yang bangkrut secara moral.

Sistem keuangan global, menurut Guterres, menolak keringanan utang dan pendanaan lunak yang dibutuhkan negara berpenghasilan menengah dalam ketahanan terhadap bencana.

2. Bantuan dari donor penuhi lebih dari separuh target yang dibutuhkan

Editorial Team