Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pesawat pengebom. (pixabay.com/Defence-Imagery)

Jakarta, IDN Times -  Rusia dan China kembali melakukan patroli bersama, yang melibatkan pesawat tempur strategis milik masing-masing negara di atas Pasifik barat.

"Sebuah kelompok udara yang terdiri dari pembawa rudal strategis Tu-95MC dari Pasukan Dirgantara Rusia dan pengebom strategis XIAN H-6K dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan patroli udara di atas perairan Jepang dan Laut China Timur," kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia, Rabu (30/11/2022), dikutip dari Nikkei Asia.

Pesawat pengebom jarak jauh milik Rusia, Tupolev Tu-95, dikenal oleh NATO dengan julukan "Bear" bersama dengan Tu-160. Kedua pesawat tempur tersebut merupakan tulang punggung pasukan nuklir Rusia guna melancarkan serangan jarak jauh.

Pada saat Perang Dingin, pesawat-pesawat tersebut dirancang untuk menjatuhkan bom nuklir di Amerika Serikat (AS).

1. Patroli bersama Rusia-China tidak ditujukan ke negara mana pun

Otoritas Rusia mengklaim, misi delapan jam yang dijalani pesawat tersebut masih sesuai hukum internasional dan tidak ada wilayah udara asing yang dilanggar. Bahkan, patroli tersebut tidak diarahkan ke negara mana pun.

Kemenhan Rusia juga menyatakan, ini merupakan pertama kalinya pesawat militer Rusia mendarat di China dan pesawat militer China terbang ke pangkalan udara di Rusia.

Kemenhan China menggambarkan patroli tersebut sebagai bagian rutin dari rencana kerja sama tahunan antara militer Moskow-Beijing.

2. Hubungan China dan Rusia yang kian mesra

Editorial Team

Tonton lebih seru di