Ilustrasi vaksin. (Unsplash.com/Mufid Majnun)
Dilansir Reuters, penggunaan R21 telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pantai Gading telah menerima total 656.600 dosis. Vaksin buatan Oxford dan Serum Institute of India ini juga telah disetujui oleh Ghana, Nigeria, Burkina Faso, dan Republik Afrika Tengah.
Serum Institute of India mengatakan memproduksi 25 juta dosis untuk peluncuran awal suntikan dan berkomitmen untuk meningkatkan hingga 100 juta dosis setiap tahunnya. Perusahaan farmasi itu menyampaikan pihaknya menawarkan harga kurang dari 4 dolar AS (Rp64 ribu) per dosis, sesuai dengan tujuannya menyediakan vaksin berbiaya rendah dalam skala besar.
Vaksin malaria pertama yang disetujui oleh WHO disebut RTS,S, yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi GSK dari Inggris, dan telah diluncurkan dalam program rutin di Kamerun. Namun, suntikan itu memerlukan empat dosis dan perlindungannya akan memudar dalam beberapa bulan. GSK sebelumnya mengatakan mereka hanya akan mampu membuat sekitar 15 juta dosis.
Para ahli mengatakan sulit untuk membandingkan buatan Oxford dan GSK karena banyaknya variabel yang terlibat dalam uji coba, tapi secara keseluruhan kinerjanya serupa, sebuah kesimpulan yang didukung oleh WHO.