Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Papua Nugini.(pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Jakarta, IDN Times - Papua Nugini resmi membuka kedutaan besarnya untuk Israel di Yerusalem Barat pada Selasa (5/9/2023). Papua Nugini menjadi negara kelima yang memiliki misi diplomatik penuh di Yerusalem Barat, kota yang statusnya menjadi isu paling sensitif di Timur Tengah.

Papua Nugini bergabung dengan kedutaan besar Amerika Serikat (AS), Kosovo, Guatemala dan Honduras di Yerusalem Barat. Sebagian besar negara lainnya masih mempertahankan keduataan besar mereka di kota pesisir Tel Aviv, yang menjadi pusat ekonomi utama Israel.

“Banyak negara memilih untuk tidak membuka kedutaan mereka di Yerusalem, tapi kami telah membuat pilihan secara sadar,” kata Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, pada upacara peresmian kedutaan tersebut.

“Bagi kita yang menyebut diri kita Kristen, penghormatan kepada Tuhan tidak akan lengkap tanpa mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota universal umat dan bangsa Israel,” tambah Marape, dikutip Al Jazeera.

1. Biaya kedutaan akan ditanggung Israel pada 2 tahun pertama

Dilansir Reuters, Palestina menginginkan ibu kota negaranya berada di sektor timur kota Yerusalem, yang direbut Israel pada perang 1967. Saat ini, kota tersebut dianeksasi oleh Israel dengan tindakan yang tidak diakui internasional.

Marepe mengatakan, Israel akan membiayai kedutaan Papua Nugini di Yerusalalem untuk 2 tahun pertama. Kedutaan Besar Papua Nugini di Yerusalem terletak di seberang mal terbesar yang ada di kota tersebut.

Marepe juga menjanjikan dukungan Papua Nugini untuk Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netantayahu di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Netanyahu juga terlihat menghadiri upacara kedutaan sebagai penangguhan hukuman dari terhentinnya upaya perdamaian regional dan memburuknya hubungan dengan AS.

2. Kedutaan akan mempermudah proyek Israel-Papua Nugini

Editorial Team

Tonton lebih seru di