Papua Nugini Rusuh, Bagaimana Kondisi 1.317 WNI?

Jakarta, IDN Times - Penjarahan dan pembakaran yang terjadi pada Kamis (11/1/2024) di Papua Nugini menewaskan sedikitnya 15 orang. Perdana Menteri James Marape menyerukan warga untuk tenang, setelah protes pada Rabu berubah menjadi kerusuhan dan kekerasan.
Marape juga mendeklarasikan keadaan darurat selama 14 hari untuk wilayah Port Moresby.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Judha Nugraha, mengonfirmasi hingga hari ini para WNI di Papua Nugini terpantau aman.
“KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan Kemlu dan Kepolisian Papua Nugini untuk perlindungan dan peningkatan keamanan bagi para WNI. Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dari kerusuhan tersebut,” kata Judha, dalam keterangannya, Jumat (12/1/2024).
1. Ada 1.317 WNI yang tinggal di Papua Nugini
Judha menambahkan, KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan juga mengeluarkan imbauan agar selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan, serta tetap tinggal di kediaman sekiranya tidak ada keperluan yang sangat mendesak.
“Segera hubungi Hotline KBRI jika memerlukan bantuan kedaruratan. Tercatat, jumlah WNI di Papua Nugini yang terdata di database KBRI sebanyak 1.317 orang,” ucap Judha.
2. Ketegangan masih terasa di Port Moresby
Ketegangan di Port Moresby tetap tinggi hingga Kamis. Penduduk diminta tetap tinggal di rumah. Banyak tempat usaha tutup dan transportasi umum dihentikan.
Marape juga meminta polisi yang melakukan protes untuk segera melapor bertugas. Pemerintah juga memberikan jaminan bahwa kekhawatiran mereka didengar dan akan ditangani.
3. Disebabkan salah input gaji PNS dan polisi
Dilansir Al Jazeera, polisi dan PNS melakukan mogok kerja setelah mereka menemukan pengurangan pada paket gaji. Seorang pejabat mengatakan, tanpa polisi kota tersebut kehilangan kendali.
Marape mengatakan, polisi tambahan telah diterjunkan untuk menjaga ketertiban.
“Polisi tidak bekerja di kota kemarin dan orang-orang melakukan pelanggaran hukum, tidak semua orang, tapi di bagian tertentu kota kami,” kata Marape.