Melansir dari BBC, kerusuhan di Irlandian terus berlanjut pada hari Kamis. Police Service of Northern Ireland (PSNI) telah mencurigai adanaya keterlibatan kelompok paramiliter dalam kerusuhan di Belfast. Kerusuhan sebelumnya di Belfast bagian selatan, Newtownabbey dan Londonderry, dihubungkan ke kelompok paramiliter bernama UDA.
Asisten Kepala Polisi PSNI Jonathan Roberts pada Rabu malam menyampaikan bahwa ada kemungkinan organisasi paramiliter terlibat dan telah merencanakan kerusuhah. "Tadi malam dalam skala yang belum pernah kami lihat di Belfast atau lebih jauh di Irlandia Utara selama beberapa tahun. Kami sangat, sangat beruntung tidak ada yang terluka parah atau terbunuh tadi malam mengingat khususnya sejumlah besar bom bensin yang dilemparkan."
Namun, menyusul kemajuan penyidikan, polisi kini merasa puas dengan kelompok paramiliter tidak terlibat. Polisi senior mengatakan tidak ada bukti keterlibatan organisasi paramiliter bernama UVF dalam masalah semalam di Belfast.
Dewan Komunitas Loyalis, badan payung yang mencakup perwakilan dari UDA dan UVF, dijadwalkan bertemu pada hari Kamis untuk menanggapi kerusuhan.
Kerusuhan pada Rabu malam menurut polisi melibatkan "jumlah yang sama besar di kedua sisi" garis perdamaian di Lanark Way. Kepolisian berusaha memantau potensi kerusuhan lanjutan dan waspada terhadap setiap upaya untuk meningkatkan situasi. Roberts yang ditanyai dalam konferensi pers apakah dia takut senjata bisa turun ke jalan, ia mengatakan, "mengingat sejarah Irlandia Utara, itu adalah sesuatu yang selalu ada di benak kami."
Dalam kerusuhan bus dibakar dan bentrokan dengan polisi terjadi. Kekerasan selama seminggu itu melukai 55 petugas polisi dan menyebabkan anak laki-laki berusia 13 dan 14 tahun ditahan karena ikut dalam kerusuhan.