Vaksinasi campak terhadap anak di Zimbabwe. (Twitter.com/MSF_Zimbabwe)
Campak merupakan salah satu penyakit paling menular di dunia dan sebagian besar menyebar di udara melalui batuk, bersin, atau kontak dekat. Gejala penyakit ini adalah batuk, demam , ruam kulit.
Risiko kematian atau kondisi parah akibat campak banyak terjadi kepada mereka yang tidak divaksinasi. Penularan campak pada populasi yang tidak divaksinasi dan kekurangan gizi diketahui telah membunuh ribuan orang.
Di Zimbabwe, campak pertama kali dilaporkan di provinsi Manicaland timur pada awal April dan sejak itu menyebar ke seluruh bagian negara itu. Penyebarannya telah meningkat setelah pelonggaran pembatasan COVID-19, saat pertemuan di gereja dapat kembali dilakukan. Hal itu menyebabkan penyebaran campak ke daerah yang sebelumnya tidak terdampak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada April telah memperingatkan peningkatan campak di negara-negara yang sistem kesehatannya rentan dan terganggu akibat COVID-19.
Untuk mengatasi wabah campak, para ilmuwan memperkirakan lebih dari 90 persen populasi perlu diimunisasi.
UNICEF pada Juli menyampaikan, sekitar 25 juta anak di seluruh dunia telah melewatkan vaksinasi rutin terhadap penyakit anak-anak yang umum, yang disebut sebagai peringatan merah untuk kesehatan anak. Hal itu disebabkan oleh virus corona yang mengganggu pelayanan kesehatan lainnya.