Fiame Naomi Mata'afa (berdiri memakai baju warna putih) dilantik sebagai perdana menteri di tenda luar gedung parlemen yang dikunci pada 24 Mei 2021. (Twitter.com/Lagipoiva Cherelle Jackson)
Melansir dari The Guardian, pemerintah sementara Tuilaepa menolak pelantikan Fiame, yang dijadwalkan berlangsung di parlemen pada 24 Mei 2021, mengunci Gedung Parlemen di ibu kota, Apia, menghalangi masuknya anggota parlemen dari Faatuatua i le Atua Samoa ua Tasi (FAST). Karena tidak bisa masuk Fiame dan anggota parlemen FAST lainnya mengadakan upacara pengambilan sumpah jabatan di halaman parlemen.
Fiame mengatakan kepada anggota dan pendukung partai FAST pada Senin pagi, di luar pintu yang terkunci. "Kami di sini untuk menegakkan perintah mahkamah agung dan mengadakan parlemen."
Kepala pengadilan dan peradilan Samoa dan komisaris polisi, yang berperan dalam pengambilan sumpah anggota parlemen baru, juga berjalan ke gedung parlemen pada Senin pagi, mengenakan jubah seremonial lengkap, tapi tidak bisa masuk karena dikunci.
Panitera parlemen, Tiatia Lima Graeme Tualaulelei, menyampaikan bahwa gedung dikunci atas perintah ketua DPR dan pengurus perdana menteri Tuilaepa. Fiame mencoba mendesak Tiatia untuk membuka pintu, dengan mengatakan. “Kami membutuhkan orang Samoa yang pemberani sekarang, mengembalikan kekuasaan ke tangan rakyat, kepada rakyat kami untuk menegakkan pemilihan kami. Kami berdoa untuk Anda Tiatia, Anda bisa melakukan ini." Fiame menyampaikan kepada para pendukungnya untuk terus terus duduk di halaman gedung parlemen dan meminta untuk tetap di halaman.
Tuilaepa menjadi tuan rumah pertemuan Partai Perlindungan Hak Asasi Manusia (HRPP), yang dalam pernyataan pers Senin sore, mengecam tindakan FAST di halaman parlemen dan menuduh mereka "menerobos masuk" dan juga pelantikan dianggap ilegal dan melanggar hukum.
"Mereka telah menodai halaman parlemen, dan membuat keributan di halaman suci kami, mereka mencoba menggunakan kekerasan untuk membuka Gedung Parlemen. Mereka seharusnya lebih tahu. Hanya tersisa satu pemerintah yang diakui meskipun itu adalah pemerintah kustodian. Publik menanggapi satu perdana menteri dan menteri dan itu dengan pemerintah ini."